VIDEO KAJIAN PENDEK : Hikmah dari Seekor Burung | Abu Bassam Oemar Mita

VIDEO KAJIAN PENDEK : Hikmah dari Seekor Burung | Abu Bassam Oemar Mita

Oemar Mita Syameela

1 год назад

11,913 Просмотров

Ссылки и html тэги не поддерживаются


Комментарии:

@ilhamsetiyo1753
@ilhamsetiyo1753 - 27.05.2023 04:00

Jazakalah Khair ustadz atas ilmunya

Ответить
@adammuhammad7043
@adammuhammad7043 - 27.05.2023 04:01

Afwan, judulnya belum diganti Min :)

Ответить
@cutlaily347
@cutlaily347 - 27.05.2023 04:01

Semoga kita semua istiqomah dalam menjakankan perintah Allaah

MakasihbUstadz..sehat sekeluarga dan syameela fam

Ответить
@hambaallah6681
@hambaallah6681 - 27.05.2023 04:10

Afwan judulnya min🙏🏼hehe

Ответить
@NL-ft2th
@NL-ft2th - 27.05.2023 05:51

Bismillah...semoga kita semuah selalu Istiqomah dlm ke baikan...

Ответить
@narunaruboruto
@narunaruboruto - 27.05.2023 12:33

.

Ответить
@januarpambudi5895
@januarpambudi5895 - 27.05.2023 17:38

Semoga kita senantiasa istiqomah dlm berbuat kebaikan. Aamiin

Ответить
@donprast
@donprast - 04.06.2023 09:21

Maaf mau tanya kalau mau order buku karangan Ustad Umar mita bagaimana ya?

Ответить
@fannyangelia62
@fannyangelia62 - 05.06.2023 01:33

1. Ada kisah dari seorang tabiin, Tsabit Al-Bunani yang bisa menjadi refleksi bagi kita. Pada saat beliau sedang mengadakan suatu majelis ilmu ternyata ada muridnya yang datang terlambat. Setelah lama ditungggu muridnya ini kemudian datang tergopoh-gopoh. Lalu Tsabit sebagai gurunya bertanya, “ Kenapa kamu telat dalam majelis ilmu ini?” Muridnya menjawab, “Maaf guru kami, saya telat karena ada suatu peristiwa yang saya jumpai di dalam perjalanan sebelum datang ke majelis ilmu ini. Karena penasaran gurunya lalu bertanya,”Apa yang kau dapatkan dalam perjalanan kamu ke majelis ilmu ini sampai kamu terlambat?” Maka muridnya berkata, “Tadi saat saya dalam perjalanan ke sini tiba-tiba pandangan mata saya tertuju pada seekor burung yang sedang sakit sayapnya dan hinggap dalam sarangnya di atas dahan. Dia beberapa kali mencoba untuk terbang, tetapi selalu gagal, lalu mendarat kembali di sarangnya. Muridnya Tsabit Al-Bunani lalu berpikir, darimana burung ini mendapatkan makanan kalau dia tidak bisa terbang? Baru saja dia bertanya seperti itu, langsung “dijawab“ oleh Allah. Tiba-tiba ada burung yang sehat membawa cacing bolak-balik dan diberikan kepada burung yang sakit di atas dahan itu sampai burung yang sakit itu kenyang. Tsabit Al-Bunani ketika mendengar kisah yang disampaikan oleh murid nya lalu bertanya ke murid nya, “Apa hikmah yang kamu jumpai dalam kisah burung yang sakit dan burung yang sehat itu? Muridnya lalu berkata, “Saya mendapatkan hikmah bahwasanya makhluknya Allah kalau pun sakit rezekinya sudah diatur oleh Allah. Jadi tidak perlu kuatir dalam hidup, semuanya sudah dijamin oleh Allah sebagaimana burung yang sakit itu.“ Tsabit Al-Bunani lalu berkata, “Kenapa kamu tega menempatkan posisimu sebagaimana burung yang sakit? Kenapa kamu tidak menempatkan dirimu sebagai burung yang sehat? Yang membawa cacing kepada burung yang sehat? Hidup kita ini harusnya tidak boleh menjadi beban bagi orang lain. Harusnya dirimu mengambil pelajaran dari burung yang sehat. Dia pergi mencari karunia Allah dengan cacing yang dibawa lalu diberikan kepada burung yang sakit. Jangan tempatkan dirimu sebagai burung yang sakit. Tetapi tempatkan dirimu sebagai burung yang sehat dan membawa cacing.“ Setelah gurunya memberi jawaban, muridnya yang tadi terlambat lalu berkata kepada gurunya, “Hari ini hikmah atau insight yang diambil oleh guruku jauh lebih baik daripada hikmah yang aku ambil.“
2. Peristiwa di atas memberikan kepada kita sebuah makna yang besar. Akhirnya kita paham, dalam kehidupan ini kita jangan menjadi beban bagi orang lain. Salah satu perkara yang bisa menjadikan kita beban bagi orang lain adalah kita tidak mampu mencukupi kehidupan kita sebagai seorang hamba dan mencukupi kebutuhan keluarga kita sebagai hamba-hamba-Nya Allah. Allah selalu memberikan sesuatu yang mencukupkan kepada hamba-Nya, selama setiap hamba menghadirkan ikhtiar dan sebab sampai Allah memantaskan rezeki itu datang kepadanya.
3. Di dalam pekerjaan yang kita lakukan harus ada mindset yang betul-betul terbentuk di dalam diri kita. Mindset kita tidak boleh sama dengan kalangan materialis dan kapitalis. Bagi kalangan materialis dan kapitalis, mereka bekerja tanpa mempedulikan hal itu halal atau haram, kapan kita harus bekerja, dan berapa lama kita harus bekerja. Mereka tidak peduli dengan aturan apapun selama mereka mendapatkan profit atau gaji untuk mencukupi fasilitas dan kemewahan yang ingin mereka dapatkan.
4. Pekerjaan yang kita lakukan bukan semat-mata urusan seni menggapai gaji yang diinginkan. Ketika kita keluar dari rumah dan mengerjakan pekerjaan yang harus kita lakukan, itu merupakan bagian dari perintah Allah. Allah yang memerintahkan kita supaya tidak lama-lama berada di masjid selepas sholat dan berusaha mencari karunia Allah di luar. Allah yang menguji manusia dibalik perdangangan dan bisnis nya agar tidak melupakan Allah. Rasulullah ﷺ yang menguatkan apa yang disampaikan oleh Allah. Bahwasanya seseorang akan mendapatkan derajat syuhada kalau mereka menjadi orang yang jujur dalam bekerja, berdagang atau berbisnis. Kita juga menjumpai dari dialog antara Tsabit Al-Bunani dengan muridnya bahwasanya seorang mukmin itu seharusnya sebagaimana burung yang sehat dan mampu membawa cacing kepada burung yang sakit. Seharusnya kita tidak menjadi burung yang merepotkan makhluk yang lainnya.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf dan mohon koreksi jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum. Barakallahu fikum.

Ответить
@reflinasifaa
@reflinasifaa - 05.06.2023 16:34

Ada Sebuah Kisah Salaf untuk menjadi sebuah refleksi untuk kehidupan kita

Ketika seorang Salaf, yang bernama tsabit Albunani beliau memiliki sebuah majelis, dimana ada beberapa orang mengikuti majelis tersebut,

Maka pada saat beliau sedang mengadakan majelis ada salah satu muridnya yang ternyata tidak hadir karena terlambat
Kemudian tsabit bertanya
Kemana murid saya yang satu ini kok engga kelihatan
Ternyata muridnya sedang terlambat di dalam perjalanan
Kemudian setelah ditunggu agak lama dia datang terkoboh koboh dan tsabit bertanya kepada muridnya

Guru : Kenapa kamu telat di dalam majelis ilmu ini ?
Murid : iya maaf wahai guru kami saya telat karena ada satu peristiwa yang saya jumpai dalam suatu perjalanan sebelum saya datang ke majelis ilmu ini
Guru : apa yang kamu dapatkan di perjalananmu sampe kamu terlambat ?
Murid : tadi saya jalan kesini dan tiba2 pandangan saya tertuju pada seekor burung, diatas dahan yang sedang sakit sayapnya, dia mencoba untuk terus mengepakan sayapnya tetapi selalu gagal dan mendarat di sarangnya, dia mencoba terbang lagi dan gagal lagi namun tetap mendarat lagi d sarangnya di atas dahan.

Maka ketika muridnya melihat ada burung yang sakit sayapnya tidak bisa terbang dan hanya berputar putar di atas sarangnya maka muridnya berpikir " darimana burung ini mendapatkan rezeki dan makanan kalau dia tidak bisa terbang "

Baru saja aku bertanya tentang pertanyaan itu langsung dijawab oleh Allah

Tiba2 ada burung yang sehat membawa cacing dan membawa pada burung yang sakit di atas dahan itu
Kemudian terbang kembali burung itu dan membawa lagi cacing itu pada burung yang sakit sampai burung yang sakit itu kenyang

Maka gurunya tsabit albunani yang mendengarkan cerita tersebut dari muridnya lalu bertanya kembali pada muridnya

Guru : Apa hikmah yang kamu jumpai dalam peristiwa burung yang sakit dan burung yang sehat itu ?

Maka pada saat itu muridnya menjawab

Murid : saya mendapatkan hikmah bawa mahluknya Allah walaupun sakit rezekinya sudah diatur oleh Allah dan tidak perlu khawatir ketika dia dalam hidup semuanya sudah di jamin oleh Allah sebagaimana burung yang sakit itu

Namun, ada yang menarik
Lalu gurunya berkata

Guru : kenapa kamu tega menepatkan posisimu sebagaimana kamu burung yang sakit ? Kenapa kamu tidak menempatkan dirimu sebagai burung yang sehat ? Yang membawa cacing pada burung yang sakit ?
Hidup kita ini harusnya tidak boleh menjadi beban bagi orang lain, harusnya dirimu mengambil pelajaran dari burung yang sehat yang dia pergi mencari karunia allah dengan cacing yang dia bawa diberikan kepada burung yang sakit
Jangan tempatkan dirimu sebagai burung yang sakit tapi tempatkan dirimu sebagai burung yang sehat yang membawa cacing

Maka setelah gurunya memberikan jawaban
Maka muridnya mengatakan

Murid : hari ini hikmah dari guruku jauh lebih baik dari hikmah yang aku ambil

Maka dari peristiwa ini memberikan kepada kita makna yang lebih besar
Ternyata dalam kehidupan kita, kita paham bahwa dalam hidup kita jangan pernah menjadi beban bagi orang lain.

Dan salah satu perkara yang menjadi beban bagi orang lain adalah ketika kita tidak mampu mencukupi kebutuhan kita sebagai seorang hamba dan mencukupi kebutuhan keluarga kita sebagai hamba hambanya Allah

Allah selalu memberikan sesuatu yang mencukupkan kepada hambanya selama setiap hamba menghadirkan ikhtiar dan sebab sampai allah memantaskan rezeki itu datang kepadanya
Makannya ini yang menjadi buah mukodimah
Bahwasanya ternyata di dalam pekerjaan yang kita lakukan harus ada mindset yang terbentuk dalam diri kita, bahwasannya mindset kita tidak boleh sama dengan kalangan materialisme dan mindset kita tidak boleh sama dengan kalangan kapitalis , karena materialisme dan kapitalisme menghasilkan alumni alumni yang bekerja tidak tau mana yang halal dan mana yang haram, tidak tau takaran kapan kita harus bekerja, berapa lama kita harus bekerja, mereka tidak peduli dengan aturan apapun selama mereka mendapatkan profit / gaji yang mereka peroleh untuk mencukupi fasilitas kemewahan yang mereka pingin dapatkan itulah bagi kalangan materialisme.

Tapi setelah kita mempelajari apa yang kita kajipada kesempatan ini Akhirnya terjawab
Pekerjaan yang kita lakukan ini bukan semata mata urusan seni menggapai gaji tapi ternyata pekerjaan yang kita lakukan ketika kita keluar dari rumah merupakan bagian dari perintahnya Allah
Allah yang memerintahkan kita supaya tidak lama lama dimasjid, supaaya selepas sholat kita kemudian mencari karunia allah
Allah yang menguji manusia ketika dibalik bisnis dan perdagangan kita tidak melupakan allah
Rasulullah yang menguatkan apa yang disampaikan allah bahwa seseorang mendapatkan derajat kenabian atau syuhada
Kalau mereka menjadi orang yang bekerja berdagang dan bisnis lalu mereka jujur dalam bekerjanya.

Dari peristiwa ini kita paham bahwa
Orang mukmin itu harus sebagaimana burung yang sehat yang membawa cacing pada burung yang sakit dan harusnya kita tidak menjadi burung yang sakit yang merepotkan burung lainnya


Barakallahu fiikum
Jazakallahu khairan ustadz 🙏

Ответить
@tridwiaa
@tridwiaa - 09.06.2023 07:16

MasyaAllah ❤

Ответить
@berkahproject6810
@berkahproject6810 - 24.06.2023 15:44

Maa syaa Allah, tabarakallah. Jazaakallahu khairan remindernya ustadz. Barakallahu fiik

Ответить